Harga Karet Masih Murah
NGABANG – Masalah pasaran komoditi karet saat ini yang tidak stabil bahkan cenderung menurun. Pemerintah daerah tak bisa berbuat banyak karena karet menjadi pasaran internasional.
Kepala Dinas Perkebunan Landak, Alpius mengatakan, hampir 87% petani di Landak adalah petani karet. Maka dengan dampak harga yang menurun mempengaruhi terhadap pendapatan masyarakat.
"Jadi kita juga selaku kepala dinas perkebunan Kabupaten Landak Mengharapkan kepada para petani Kita jangan tergantung pada satu sektor komoditi jadi berbagai komoditi tanaman yang di anggap memberi peluang nilai tambah dan harga yang memiliki prospek yang baik di pasar itu wajib ditanam," tegasnya.
Ia mengharapkan ke depan petani harus cermat melihat komoditi apa yang di anggap memiliki peluang kopetensi harga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Contoh saja selama ini sudah hampir kurang lebih 5.000 hektar lebih luas lahan karet jadi sudah menjadi kebun sawit, Ini menunjukan bahwa dengan komoditi sawit mereka justru pendapatan petani jauh lebih meningkat. Begitu juga dengan tanaman lada kita juga harapkan beberapa daerah yang potensial untuk menanam lada," ungkapnya
Terkait jaminan harga karet apakah bisa naik Alpius menegaskan pemerintah daerah tidak bisa melakukan interfensi terhadap harga karet karena ini berlaku pasar internasional gubenur, maupun Bupati tidak bisa melakukan interfensi terhadap harga karet karena ini harga internasional.
"Jadi memang kita hanya mungkin dengan menyiasati dengan standarisasi dengan pembuatan mutu khualitas karet itu saja, dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat atau nilai jualnya lebih tinggi" tegasnya.
.